Sebelum mengenal tenunan, manusia pada zaman dahulu
mengenakan pakaian hanya pada bagian-bagian tertentu saja, seperti pada bagian
dada atau pada lingkar pinggang atau panggul.
Bahan yang digunakan didapat dari lingkungan sekitar, baik
berupa kulit binatang, kulit batang bahkan daun. Fungsinya juga hanya sebagai
penutup bagian tertentu pada tubuh.
Walaupun sudah mengenal bentuk tapi bentuknya sederhana
dengan wujud geometris yaitu segi empat atau segi empat panjang. Cara pakai ada
yang dililitkan, ada pula yang dilubangi untuk memasukkan kepala.
Dalam perkembanganya, bentuk maupun cara penggunaannya
digolongkan menjadi bentuk dasar busana, yaitu celemek panggul, ponco, tunika
dan kaftan.
Celemek panggul
Celemek panggul adalah bentuk pakaian yang paling sederhana
dibuat dari sehelai kain panjang yang dililitkan satu atau beberapa kali pada
tubuh bagian bawah dari pinggang sampai lutut atau sampai menutup mata kaki.
Busana atau pakaian ini sering disebut dengan pakaian
bungkus. Dalam perkembangannya pakaian ini dikenal dengan nama kain panjang
atau sarung.
Ponco
Ponco adalah bentuk dasar busana yang dibuat dari kain
segiempat dan diberi lubang ditengah untuk memasukkan kepala. Sisi baju tidak
dijahit.
Tunika
Pengembangan bentuk dasar ponco adalah tunika. Dibuat dari
kain segiempat, berukuran dua kali panjang antara bahu sampai mata kaki atau
sampai batas panggul.
Kain dilipat dua menurut panjangnya, dengan lipatan
disebelah atas. Pada pertengahan dibuat lubang leher dengan belahan pendek pada
bagian tengah muka.
Sisi-sisinya dijahit dari bawah hingga + 25cm sebelum
lipatan. Bagian yang tidk dijahit dipakai untuk memasukkan lengan. Di Indonesia
peninggalan bentuk ini disebut baju bodo dan baju kurung.
Kaftan
Kaftan merupakan perkembangan bentuk dasar tunika. karena
dibuat dari kain yang berbentuk segi empat.
Bagian tengah muka dibuat belahan sampai bawah, hingga cara
mengenakannya tidak perlu melalui kepala. Bentuk dasar busana ini di Indonesia
dikenal dengan nama baju kebaya.
Tujuan berbusana pada jaman dahulu hanya sekedar menutup
aurat atau rasa malu saja. Namun seiring berkembangnya jaman pada masa kini
tujuan berbusana adalah untuk
1. Memenuhi syarat adat istiadat, peradaban dan kesusilaan
2. Memenuhi syarat kesehatan
3. Memenuhi rasa keindahan
4. Menunjukan jenis profesi
5. Menutupi kekurangan dari bagian tubuh.
TAHUN 1920 (MELINDROSA)
Amerika memainkan peran penting pada gaya berbusana tahun
1920. Di masa setelah Perang Dunia I, Amerika sebagai salah satu pusat mode
dunia memasuki era makmur yang mempengaruhi gaya fashion mereka. Music Jazz dan
tarian glamor muncul pada tahun tersebut. Perempuan mendapat suara pada tahun
1920 dan memasuki angkatan kerja dalam jumlah besar. Tahun-tahun 1920an juga
ditandai dengan maraknya bisnis ilegal, salah satu cartel yang terkenal di
dunia saat itu adalah Al Copone.
Fashion gaya Melindrosa (Flapper) yang berarti New Breed
muncul. Style penggunaan make-up yang berlebihan, berdandan glamor, minum
alcohol, mengendarai mobil, dan merokok menjadi hal yang mendampingi gaya
berbusana glamor seperti ini. Bukan hanya itu, gaya berbusana tahun 1920 juga
menunjukkan adanya milenia baru setelah sebelumnya gaya berbusana lebih condong
pada zaman Victoria.
Untuk melihat perkembangan gaun secara jelas, di bawah ini video evolusi gaun yang dibuat oleh majalah Glamour.