Selasa, 22 Mei 2018

DESAIN BUSANA 3 DIMENSI ( PRISCA FADILLA EL BALQIST )

DESAIN 3 DIMENSI
Sesuai dengan namanya, desain busana tiga dimensi dapat didefinisikan sebagai bentuk permodelan (prototype) dari suatu busana yang dibuat dalam format tiga dimensi, yaitu memiliki matra panjang, lebar, dan ketebalan sehingga gambar tersebut memiliki volume. Bentuk pemodelan tiga dimensi ini biasanya banyak digunakan sebagai master yang dipajang pada butik maupun rumah mode. Secara tidak langsung desain busana tiga dimensi dapat digunakan untuk memvisualisasikan kondisi sesungguhnya dari suatu busana yang akan dibuat. 
Desain Busana 3 Dimensi
Sumber : https://www.etsy.com
Proses pembuatan desain busana tiga dimensi sendiri, secara keseluruhan dilakukan dengan menyusun bahan tekstil dan pelengkapnya sehingga menghasilkan bentuk pemodelan suatu desain baju kedalam skala yang lebih kecil. Umumnya dibuat dalam skala ½.
Untuk merancang desain busana tiga dimensi pertama-tama siapkan presentation drawing pada kertas duplex dalam skala ½ ukuran S dan diberi warna dengan cat air. Tujuannya adalah untuk memberikan kesan senatural mungkin pada gambar yang dihasilkan. 
Desain Busana 3 Dimensi
Sumber : https://fabulousdarlingblog.wordpress.com/
Setelah proses pewarnaan selesai dan cat air yang ditorehkan keatas gambar mengering, selanjutnya pisahkan antara bagian anatomi tubuh yang tidak tertutup baju (seperti tangan dan kepala) dengan bagian baju. 
Desain Busana 3 Dimensi
Gunting kain dengan menggunakan pola busana yang dibuat dari gambar desain baju sebelumnya.
Desain Busana 3 Dimensi
Sumber : https://sadiethesewingmachine.wordpress.com/
Jahit potongan-potongan kain hingga membentuk suatu busana, kemudian tambahkan aksesoris lain seperti payet atau korsase. Balut potongan kertas bagian badan yang telah disiapkan dengan miniatur baju yang telah dibuat.
Desain Busana 3 Dimensi
Sumber : http://retrobellish.com
Satukan bagian badan (baju) dengan bagian tangan dan kepala. Untuk memberikan kesan tiga dimensi yang lebih baik sisipkan kapas atau dacron pada bagian tubuh tertentu yang menonjol.
Desain Busana 3 Dimensi
Sumber : https://bukalapak.com
Setelah tersusun dengan rapi tempelkan gambar tersebut pada kertas duplex menggunakan lem kayu atau lem kain. 
Desain Busana 3 Dimensi
Sumber : https://www.etsy.com
Sebagai penyelesaian akhir, tambahkan bingkai untuk menyempurnakan tampilan desain busana tiga dimensi tersebut.
Desain Busana 3 Dimensi
Sumber : https://www.etsy.com
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

DESAIN SAJIAN (SITI ZAHWA LISANDRI)

Desain Sajian Busana (Presentation Drawing)

Sebelum membuat busana hal apa yang harus anda lakukan terlebih dahulu?. Pasti sahabat Fitinline akan membuat rancangan busana sesuai desain yang anda inginkan bukan. Lantas bagaimana cara anda menyajikan desain busana tersebut?.
Desain Sajian Busana
Menurut cara penyajiannya bentuk rancangan dari sebuah busana pada prinsipnya dapat dituangkan ke dalam empat macam kategori yakni berupa desain sketching, production drawing, presentation drawing, dan juga fashion illustration.
Desain Sajian Busana
Khusus untuk gambar busana yang disajikan dengan cara presentation drawing, metode ini dapat diterjemahkan sebagai bentuk penyajian suatu gambar busana dalam tampilan tampak depan dan belakang dengan detail yang digambar lengkap dan jelas serta dilengkapi contoh bahan. 
Desain Sajian Busana
Selain memudahkan seorang desainer dalam membuat sebuah busana, gambar kerja yang disajikan dengan presentation drawing ini sebenarnya juga dapat digunakan untuk tujuan promosi yakni dengan cara menunjukkan koleksi desain pada pelanggan atau buyer.
Desain Sajian Busana
Prosedur pembuatan gambar sajian dengan cara presentation drawing.
  • Tentukan rancangan busana sesuai keinginan anda.
  • Buat proporsi tubuh tampak depan lalu terapkan rancangan pada proporsi tubuh (tampak depan).
  • Buat rancangan bagian belakang busana kemudian perjelas detil-detil busananya.
  • Selesaikan rancangan dengan teknik kering sesuai warna yang anda inginkan.
  • Tempelkan contoh bahan yang digunakan sesuai rancangan.
Desain Sajian Busana

UNSUR-UNSUR DESAIN (SAPNAH NIKEN N.I)

UNSUR UNSUR DESAIN BUSANA



1. Unsur Garis
    Garis adalah hasil goresan satu titik ke titik lain. melalui sebuah goresan atau titik tersebut perancang   busana dapt mengemukakan  pola rancangannhya kepada orang lain.
macam macam garis:
  • garis lurus melebar
  •  garis melengkung
  • tegak lurus memanjang
  • bergelombang
  • bergerigi
  • kusut
  • lurus putus putus
  • serong menyudut



    2. Unsur Bidang
        Pengertian bidang pada pakaian adalah sekumpulan garis yang saling bertemu atau saling potong antar ujung dan pangkalnya. dilihat dari unsur bidang, ada 2 macam desain busana, yaitu:
    - desain struktur
      desain strutur pada busana disebut siluet.siluat adalah garis luar dari suatu busana.
      contoh siluet: siluet A, siluet I, siluet Y, siluet H, siluet S, siluet L.
    - desain hiasan
      desain hiasan pada busana mempunyai tujuan untuk menambah keindahan desain struktur atau siluet.
      desain hiasan tersebut dapat berupa kerah, lengan, saku, renda, pita hias, kancing hias, dll.

    3. Unsur Bentuk
       Dalam unsur bentuk terdapat beberapa macam bentuk dasar geometris, seperti segi 4, persegi panjang, segitiga, kerucut, lingkaran. bentuk bentuk geometris ini banyak deterapkan pada pakaian. 
    dalam membuat desain, tidak hanya berlandaskan ide, tetapi juga haus mempunyai konsep rancangan bentuk dasar yang  mudah dipahami. konsep rancangan bentuk dasar ini dituangkan kedalam bentuk pola rancangan, sehingga akan mudah diwujudkan ke bantuk pakaian yang sebenarnya.

    4. Unsur Warna
        Warna merupakan unsur desain yang paling menonjol. kehadiran unsur warna menjadikan desain lebih menarik.unsur warna dapat mengungkapkan suasana perasaan, sifat dan watak yang berbeda. unsur warna mempunyai variasi yang tidak terbatas. berdasarka sifatnya unsur warna terdiri dari warna muda, warna tua, warna terang, warna gelap, warna redup, dan warna cemerlang.
    watak warna terdiri dari warna panas, warna dingin, warna lembut, warna mencolok, warna ringan, warna berat, warna sedih, warna gembira. dilihat dari macam nya, unsur warna mempunyai bermacam macam warna seperti merah. kuning, biru.

    5. Unsur Tekstur
        Pengetian tekstur tidak saja terbatas pada sifat permukaan benda atau bahan., tetapi juga menyangkut kesan terhadap perasaan yang timbul ketika melihat permukaan bahan, tetapi juga menyangkut kesan terhadap perasaan yang timbul ketika melihat permukaan bahan. tekstur dapat mempengaruhi penampilan bahan, baik secara visual ( berdasarkan penglihatan) maupun secara sensasional kesan terhadap perasaan )

     Berdasarkan visualnya, bahan pakaian dapat dibedakan sebagai berikut:
       1. kusam dan berkilau
       2. tembus pandang dantidak tembus pandang
       3. jarang dan rapat
       4. polos da bermotif

    Berdasrkan sentuhan kulit dan ujung jari, bahan pakaian dapat dibedakan sbb:
      1. bahan tebal dan tipis
      2. lembut, halus, dan kaku
      3. licin dan kasar
      4. bergelombang, berbulu, dan rata

    Tekstur akan memberi kesan dan pengaruh tertentu terhadap bentuk badan sbb:
      1. bahan yang teksturnya berkilau memberi kesan gemuk
      2. bahan yang teksturnya lemas dan kusam memberi kesan tambah langsing
      3. bhan yang teksturnya tebal, kaku, dan kasar, memberi kesan tambah gemuk
      4. bahan yang polosmemberi kesan lebih langsing dari pada bahan yang bercorak atau bermotif
    Pemilihan bahan dan pelengkapa pakaian yang teksturnya tidak sesuai dengan bentuk badan dapat merugikan sipemakai, karena permukaan bahan mempunyai efek terhadap tubuh.

    6. Unsur Ukuran
        Ukuran anatoni tubuh, bentuk, dan model pakaian, merupakan unsur yang perlu diperhitungkan dalam desain busana. sebaba besar kecilnya unkuran tubuh erat hubungannya dengan bentuk dan model suatu pakaian yang direncanakan. jenis bentuk tubuh:
       1. bentuk tubuh ideal 
       2. bentuk tubuh kurus tinggi
       3. bentuk tubuh kurus pendek
       4. bentuk tubuh tinggi gemuk
       5. bentuk tubuh pendek gemuk
    7. Ukuran Gelap dan Terang
        Nada gelapa dan terang pada warna bahan pakaian timbul karena adanya cahaya, baik cahaya alam dari matahari dan bulan maupun cahaya buatan dari sinar lampu. nilai gelap suatu warna  mempunyai pengaruh tertentu pada suatu desain. nilai gelap adalah suatu sifat warna yang menunjukkan warna tersebut mengandung warna hitam atau wara putih.

    8. Unsur Arah
        Pada wujud benda atau bahan dapat dirasakan adanya suatu arah tertentu, seperti mendatar, tegak lurus, atau menyerong. arah tersebut mampu menggerakkan rasa. unsur arah pada benda dan bahan dapat terlihat dan terasa dan sering dimanfaatkan oleh perancang busana. unsur arah pada model pakaian dan corak bahan pakaian dapat digunakan untuk mengubah kesan penampilan bentuk tubuh, seperti bentuk pendek berkesan tinggi dan gemuk berkesan ramping.

    DESAIN PRODUKSI 1 & DESAIN PRODUKSI 2 ( KHOIRUNISA NURFAJRIANI )

    Sebagai pedoman dalam proses produksi, keberadaan gambar desain produksi (production sketching) yang lengkap dan jelas sangat diperlukan untuk mengakomodasi keseluruhan sistem kerja industri, tidak terkecuali untuk industri garment.
    Tujuan utama dari penggunaan gambar desain jenis ini diantaranya untuk menstandarisasi produk pada kisaran standar mutu tertentu sesuai pesanan konsumen (buyer) serta mengontrol kesempurnaan proses produksi pada sebuah industri skala besar. Proses desain produksi busana sendiri dapat dibagi menjadi dua macam kategori yakni berupa desain produksi 1 dan desain produksi 2.

    Pengertian dan Ketentuan Desain Produksi 1


    Hasil gambar untuk desain produksi 1Hasil gambar untuk desain produksi 1
    Desain produksi 1 merupakan desain yang dibuat untuk menunjukkan analisa desain serta detail dari desain sebuah busana, misal detail kancing, saku, serta jenis lengan yang dipakai. Desain yang dianalisa pada proses ini meliputi desain bagian depan dan bagian belakang.
    Desain produksi busana 1 harus disertai dengan lembar kerja yang menguraikan semua keterangan yang diperlukan dalam pembuatan produk. Sebagai contoh jenis bahan, warna bahan, corak dan kelengkapan busana.


    Pengertian dan Ketentuan Desain Produksi 2
    Hasil gambar untuk desain produksi 2Gambar terkait


    Desain produksi 2 merupakan desain yang dibuat untuk menerangkan atau menjelaskan ukuran dari tiap-tiap bagian detail desain busana, misal ukuran panjang lengan 30 cm, panjang saku 15 cm, lebar lidah kancing 2 cm. Dalam menuliskan desain produksi 2 harus jelas letak dan tanda panahnya.
    Desain produksi busana 2 harus disertai dengan lembar kerja yang menguraikan tentang proses pembuatan busana. Sebagai contoh ukuran, kode produksi, dan jumlah produksi sesuai dengan ketentuan produksi.

    Untuk meminimalisir kesalahan dalam menterjemahkan desain, semua detail pada model busana yang akan diproduksi hendaknya digambar lengkap dan disertai dengan keterangan yang mendukung sekalipun kedua jenis desain tersebut memiliki sejumlah perbedaan yang cukup mencolok.
    Sebab desain produksi 1 itu hanya dibuat untuk menjelaskan tentang detail keterangan busana dan tidak menjelaskan secara lengkap ukuran ukuran busana. Sementara pada desain produksi 2 dijelaskan tentang detail ukuran dan tidak disertai keterangan komponen busana.

    Rabu, 25 April 2018

    100 Tahun Perjalanan Gaun (Nurul Aulia)


    Sebelum mengenal tenunan, manusia pada zaman dahulu mengenakan pakaian hanya pada bagian-bagian tertentu saja, seperti pada bagian dada atau pada lingkar pinggang atau panggul.

    Bahan yang digunakan didapat dari lingkungan sekitar, baik berupa kulit binatang, kulit batang bahkan daun. Fungsinya juga hanya sebagai penutup bagian tertentu pada tubuh.

    Walaupun sudah mengenal bentuk tapi bentuknya sederhana dengan wujud geometris yaitu segi empat atau segi empat panjang. Cara pakai ada yang dililitkan, ada pula yang dilubangi untuk memasukkan kepala.

    Dalam perkembanganya, bentuk maupun cara penggunaannya digolongkan menjadi bentuk dasar busana, yaitu celemek panggul, ponco, tunika dan kaftan.

    Celemek panggul


     Celemek panggul adalah bentuk pakaian yang paling sederhana dibuat dari sehelai kain panjang yang dililitkan satu atau beberapa kali pada tubuh bagian bawah dari pinggang sampai lutut atau sampai menutup mata kaki.

    Busana atau pakaian ini sering disebut dengan pakaian bungkus. Dalam perkembangannya pakaian ini dikenal dengan nama kain panjang atau sarung.

    Ponco
     Ponco adalah bentuk dasar busana yang dibuat dari kain segiempat dan diberi lubang ditengah untuk memasukkan kepala. Sisi baju tidak dijahit.

    Tunika


    Pengembangan bentuk dasar ponco adalah tunika. Dibuat dari kain segiempat, berukuran dua kali panjang antara bahu sampai mata kaki atau sampai batas panggul.

    Kain dilipat dua menurut panjangnya, dengan lipatan disebelah atas. Pada pertengahan dibuat lubang leher dengan belahan pendek pada bagian tengah muka.

    Sisi-sisinya dijahit dari bawah hingga + 25cm sebelum lipatan. Bagian yang tidk dijahit dipakai untuk memasukkan lengan. Di Indonesia peninggalan bentuk ini disebut baju bodo dan baju kurung.

    Kaftan

    Kaftan merupakan perkembangan bentuk dasar tunika. karena dibuat dari kain yang berbentuk segi empat.

    Bagian tengah muka dibuat belahan sampai bawah, hingga cara mengenakannya tidak perlu melalui kepala. Bentuk dasar busana ini di Indonesia dikenal dengan nama baju kebaya.

    Tujuan berbusana pada jaman dahulu hanya sekedar menutup aurat atau rasa malu saja. Namun seiring berkembangnya jaman pada masa kini tujuan berbusana adalah untuk
    1. Memenuhi syarat adat istiadat, peradaban dan kesusilaan
    2. Memenuhi syarat kesehatan
    3. Memenuhi rasa keindahan
    4. Menunjukan jenis profesi
    5. Menutupi kekurangan dari bagian tubuh.


    TAHUN 1920 (MELINDROSA)

    Amerika memainkan peran penting pada gaya berbusana tahun 1920. Di masa setelah Perang Dunia I, Amerika sebagai salah satu pusat mode dunia memasuki era makmur yang mempengaruhi gaya fashion mereka. Music Jazz dan tarian glamor muncul pada tahun tersebut. Perempuan mendapat suara pada tahun 1920 dan memasuki angkatan kerja dalam jumlah besar. Tahun-tahun 1920an juga ditandai dengan maraknya bisnis ilegal, salah satu cartel yang terkenal di dunia saat itu adalah Al Copone.


    Fashion gaya Melindrosa (Flapper) yang berarti New Breed muncul. Style penggunaan make-up yang berlebihan, berdandan glamor, minum alcohol, mengendarai mobil, dan merokok menjadi hal yang mendampingi gaya berbusana glamor seperti ini. Bukan hanya itu, gaya berbusana tahun 1920 juga menunjukkan adanya milenia baru setelah sebelumnya gaya berbusana lebih condong pada  zaman Victoria.






    Untuk melihat perkembangan gaun secara jelas, di bawah ini video evolusi gaun yang dibuat oleh majalah Glamour.